Ngomong-ngomong farmasi pasti orang-orang langsung
kebayang apoteker yang kerjanya jualan obat di apotek. Akupun juga dulunya
gitu, sebelum aku masuk ke dunia farmasi. Tapi faktanya enggak kok, tenang aja.
Buat kalian yang pengen jadi mahasiswa farmasi, kita bukan pedagang obat dan
kerja kita gak cuma di apotek, bisa dimana-mana.
Okay kali ini aku bukan mau bahas tentang apoteker ataupun
kerjaan seorang apoteker di masyarakat. Tapi aku mau sharing tentang kuliah
sebagai mahasiswa farmasi. Fyi aku kuliah di Fakultas Farmasi Unand dan
sekarang masih on going sih, insyaallah dua tahun lagi wisuda. Aamiin.
Kenapa orang memilih kuliah di Farmasi?
Berdasarkan survey aku kebeberapa teman, senior, maupun
junior kurang lebih alasannya sama. Kebanyakan karena mereka kepengen kuliah
kesehatan tapi males ambil kedokteran karena mahal dan kuliahnya lama. Alasan
lainnya karena mereka ingin kuliah di jurusan yang ilmunya bisa diterapin dalam
kehidupan sehari-hari, jadi kalo sakit bisa ngobatin diri sendiri tanpa harus
ke dokter. Alasan yang paling pasrah yaitu karna itu udah pilihan dua atau
pilihan tiga dan kebetulan lulusnya disana atau karna rekomendasi dari tante,
disuruh orang tua, bahkan ikut-ikut temen karna belum tau jati dirinya mau
kemana. Alasan yang paling mulia adalah karena mereka pengen ngebuat obat yang
belum pernah ada kayak obat kanker, HIV, dsb. Dan dari alasan-alasan itu alasan
yang pertama dan kedua sama kayak aku.
Dan realitanya ketika kuliah di farmasi emang bener
kok, kita bisa ngobatin diri-sendiri kalo lagi sakit. Minimal demam,
sakit gigi, diare, infeksi atau sakit-sakit ringan lainnya kita ngerti. Dan
juga penggunaan obat kita juga lebih tau, misalnya gak semua obat boleh digerus
(dihaluskan), atau antibiotik yang cara konsumsinya gak boleh asal-asalan, atau
penggunaan obat yang gak boleh ditelan tapi diletakin di bawah lidah.
Jadi anak farmasi asik gak sih?
So far asik-asik aja, seru, menantang, melelahkan banget.
Sebelumnya aku gak begitu tau gimana kehidupan mahasiswa apalagi kehidupan anak
farmasi. Yang kebayang ya kurang lebih kayak di sinetron-sinetron, kita kuliah,
praktikum, pulang, weekend pergi hangout. Tapiiii kenyataannya beda banget. Saat
kalian jadi mahasiswa farmasi, kalian bakalan jarang ketemu yang namanya
weekend, jarang tidur, jarang makan, apalagi mau hangout, kecuali kalian tipe
orang yang teratur dan disiplin.
Sebenarnya mungkin aku agak lebay, tapi faktanya kurang
lebih kayak gitu. Berdasarkan pengalaman aku sih ya, kesibukan aku sebagai anak
farmasi tu gak jauh-jauh dari LAB, seminggu praktikum sampai empat kali, laporan
praktikum (laporan awal, laporan akhir, laporan sementara), analisa jurnal,
cari-cari sampel untuk praktikum, bawa kotak praktikum yang isinya alat-alat
praktikum, belum lagi tugas dosen waktu kuliah dan masih banyak lagi hal-hal
(seru) lainnya.
Di Farmasi lebih sibuk kuliahnya atau praktikumnya?
Kalau bicara porsi kuliah dan praktikum sebenarnya
dalam satu mata kuliah yang ada praktikumnya itu biasanya 3 sks, 2 sks untuk
kuliah dan 1 sks untuk praktikum, yang artinya nilai kita lebih banyak
persentasenya dari nilai kuliah dibandingkan praktikum. Tapi jangan salah,
kuliah di farmasi itu lebih kerasa praktikumnya daripada kuliahnya. Walaupun kuliah
banyak dan praktikum paling banyak 4 dalam seminggu, tapi bakalan kerasa kalo
praktikum mendominasi keseharian di kampus maupun di rumah. Apalagi untuk
mahasiswa tipe deadliners kronis kayak aku, bahkan kadang aku sampai ngorbanin kuliah
aku demi bikin laporan yang belum selesai. Masuk kuliah tapi sambil ngerjain
laporan.
Praktikum di farmasi ngapain aja?
Simplenya sih cari sampel (untuk praktikum yang sampelnya
cari sendiri), bikin laporan awal, pakai atribut untuk ke LAB, masuk LAB, responsi
awal, kerja, bikin laporan sementara, responsi akhir, bikin laporan akhir,
selesai, lanjut minggu depannya dengan objek berbeda. Tapi prosesnya gak
semudah itu, cari sampel terkadang sulit apalagi kalau praktikum yang bahannya
dari alam. Kita kudu keliling-keliling kampung nyariin tanaman, minta ke kebun
orang, kadang sampe mungut dipinggir jalan, tapi kalau mau gampang tinggal beli
di pasar dan gak semua bisa dibeli sih sebenarnya.
Hal yang paling seru dan asyik dari praktikum adalah saat
kerja di LAB, apalagi kalau ketemu alat-alat baru yang belum pernah kita pakai
bahkan belum pernah kita lihat sebelumnya. Sejauh ini setelah 5 semester aku
praktikum menurut aku sih praktikum yang paling seru itu adalah praktikum yang
menggunakan bahan alam seperti isolasi, ekstraksi, pokoknya ngambil suatu zat
dari bahan alam dan satu lagi praktikum yang kerjanya buat obat. Tapi dari
serunya berbagai praktikum di farmasi, bikin laporan adalah hal yang paling males
banget buat dikerjain. Apalagi yang referensinya harus dilampirkan dan
distabilo perkalimat yang kita kutip, tapi sebenarnya gak sesulit yang
dibayangin kok.
Di Farmasi belajar apa aja?
Buat orang-orang awam pasti mikirnya belajar kimia everyday
karena kerjaan anak farmasi bikin obat. Tapi sebenarnya gak juga, emang sih
kimia mendominasi tapi hampir sama banyak porsinya dengan biologi. Dan jangan
salah, kita juga ada mata kuliah bahasa Indonesia, PKN, agama, matematika,
fisika, dll tapi pastinya yang berhubungan dengan farmasi bahasannya.
Untuk ruang lingkup yang dipelajari di farmasi gak selalu
tentang obat, tapi kita juga mempelajari makanan, minuman, kosmetik, parfum,
dan hampir semua hal yang kita temui setiap hari berhubungan dengan farmasi. Pokoknya
kalo udah jadi anak farmasi ngertilah gimana pola hidup sehat yang benar, dan
kita bakal lebih kritis sama banyak hal, misalnya dengan makanan yang kita
makan, komposisi dari kosmetik yang kita pakai, jenis pasta gigi yang kita
pakai, kita bakal lebih pinter buat milih produk yang kita pakai sehari-hari.
Tips kuliah di farmasi?
Yang penting banget adalah management waktu yang baik. Karena
akan sering ada yang namanya kuliah dadakan, atau objek praktikum yang
tiba-tiba berubah yang bikin kita harus ngebuat ulang laporan. Belum lagi untuk
mahasiswa yang aktifis dan banyak ikut organisasi. Tapi jangan salah loh,
walaupun anak farmasi kuliah dan praktikumnya super padat tapi anak farmasi
banyak yang aktif organisasi kok bahkan sampai ke organisasi di universitas maupun nasional.
Selain itu yang terpenting adalah, jangan suka numpuk tugas
dan laporan, karena bikin keteteran dan parahnya lagi bisa lupa sangking
banyaknya. Kalau kalian tipe orang rajin dan disiplin, semuanya akan mudah. Tapi
bukan berarti orang yang super deadliners dan berantakan kayak aku bakal sulit
kuliah di farmasi. Semua akan gampang kalo kita berpandai-pandai dalam
mengerjakan sesuatu.
Kuliah di farmasi mahal gak sih?
Sejauh ini aku rasa gak juga sih. Masalah buku, di
perpustakaan ada lengkap, dosen juga kadang ngasih ebook ke mahasiswa. Selama lima
semester aku kuliah di farmasi aku beli buku cuma pernah sekali atau dua kali
gitu, soalnya aku lebih suka minjem di perpus atau cari ebook/jurnal di
internet. Tapi kalo kalian suka beli buku gak apa juga, yah untuk harga emang
mahal-mahal sih.
Biaya kuliah normal-normal aja, bahkan di Unand menurut aku
murah dibanding universitas lain, beasiswa juga banyak asalkan kita rajin cari
info. Biaya praktikum? Paling buat beli alat-alat kecil kayak pipet tetes,
spatel, batang pengaduk, kertas saring, dkk. Kadang ada praktikum yang harus
beli tanaman, obat-obatan, atau bahan-bahan lain dan itupun berkelompok kok,
kalian gak sendiri. Untuk bahan yang mahal atau reagen itu semua udah tersedia
di LAB.
Biaya penelitiannya gimana? Ya aku kurang tau sih kalo
masalah ini, wong aku belum tahun akhir. Tapi denger-denger cerita senior sih,
banyak yang penelitiannya gak bayar karena mereka ikut program PKM atau mereka
ngambil proyek dosen, bukan cuma gratis tapi dapet duit juga, lagian di farmasi
kekeluargaannya erat kok. Jadi kita bisa minjem alat-alat bekas senior juga
kalo males beli, di LAB juga ada alat-alat buat penelitian yang bisa dipakai
gratis.
Farmasis bukan pedagang obat dan tukang jaga apotek orang “No
Pharmacy No Services”
Zaman dulu emang mungkin apoteker kerja di balik layar fokusnya emang ke obat (drug oriented) tapi farmasis zaman now udah beda, kita lebih ke patient oriented.
Bonus foto fakultas aku buat kalian yang udah baca sampe akhir :)
Ini foto jepret sendiri looh hehe
Ini foto jepret sendiri looh hehe
9 comments:
ujian/test masuk farmasi susah g sih kak?
Bacanya ngeri+tertarik kak 😂
Pas bacanya, hati berkata "Gue Setuju banget dah" 😂
Hmm i got it
Hmm i got it
Kalo perhitungannya susah gk ka?
Ini yang aku rasakan sekarang
Kalau cuma lulusan paket c apakah bisa masuk jurusan farmasi
hai guys, aku jarang banget ngeblog, jika ada pertanyaan atau pengen sharing bisa dm instagram aku aja yaaa :)
Post a Comment