Saturday, November 18, 2017

Cara cermat konsumsi vitamin C

Posted by Afani Rahmatika at 6:40 PM 9 comments
Manfaat You C 1000 Vitamin Water - Manfaat.co.id


Apakah kamu salah satu penggemar produk vitamin C?
Berapa butir/gelas produk vitamin C yang kamu konsumsi tiap hari?
Atau berapa banyak yang kamu konsumsi dalam satu kali pemakaian?

Vitamin C (asam askorbat) merupakan vitamin yang penting untuk kesehatan tubuh kita. Sebenarnya tanpa kita sadari, setiap harinya kita mengkonsumsi vitamin C dari makanan yang kita makan misalnya dari cabai, tomat, buah-buahan, minuman, dsb. Selain digunakan untuk suplemen atau memenuhi kebutuhan tubuh, vitamin C juga sering digunakan sebagai pengawet dari beberapa produk makanan ataupun obat-obatan. Beberapa manfaat dari vitamin C yaitu sebagai antioksidan, memperbaiki jaringan kulit, mencegah penuaan dini, mencegah stroke, mencegah naiknya tekanan darah, menjadi obat pencegah beberapa penyakit dan sebagainya.

Meskipun vitamin C memiliki peran penting bagi tubuh, vitamin ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit bagi tubuh yaitu lebih kurang sebanyak 90mg/hari. Vitamin C ini tidak dapat disintesis oleh tubuh, berarti untuk memenuhi kebutuhan vitamin C kita harus mendapatkannya dari luar tubuh dengan cara mengkonsumsinya. Vitamin C ini merupakan vitamin yang larut air sehingga mudah dieskresikan ke luar tubuh.

Banyak sekali produk suplemen ataupun makanan/minuman mengandung vitamin C yang dijual dipasaran. Banyak orang yang suka mengkonsumsi produk mengandung vitamin C setiap harinya karena selain harganya yang murah juga produk ini tersedia dengan berbagai varian rasa seperti rasa jeruk, anggur, lemon, dll. Namun pernahkah kamu memperhatikan berapa kandungan vitamin C yang terdapat dalam suatu produk yang kamu konsumsi? Misalnya, tablet vitacimin mengandung vitamin C sebanyak 500 mg/tablet. Selain itu minuman UC 1000 mengandung vitamin C sebanyak 1000 mg/botol. Begitu juga dengan produk lainnya mengandung vitamin C dengan kadar yang berbeda-beda sesuai yang tertera pada kemasan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa orang hanya memerlukan sebanyak 90 mg vitamin C per harinya. Nah, terbayangkah berapa banyak kelebihan dosis vitamin C pada tubuh kita jika kita mengkonsumsi vitamin C dengan jumlah yang sangat tinggi? bahkan hingga 10 kali lipat?

Lalu, bahayakah overdosis vitamin C itu?

Tenang saja, tentu saja kelebihan vitamin itu tidak mebahayakan tubuh, berbeda dengan kelebihan dosis obat. Vitamin C yang berlebih dalam tubuh tidak akan memberikan efek toksik bagi tubuh, melainkan kelebihannya akan diekskresikan keluar tubuh bersama urin atau melalui organ ekskresi lainnya. Namun tentu saja dalam proses ekskresinya bisa jadi memperberat kerja ginjal. Yah walaupun gak berat-berat banget tapi kan nambah-nambahin kerja ginjal juga kan.

Bukan hanya itu loh, disini saya contohkan salah satu produk yaitu vitacimin. Coba kamu cermati keterangan cara penggunaan vitacimin yang ada pada kemasan kotaknya. Disana disebutkan bahwa konsumsi tablet sebanyak 2 tablet/hari. Nah loh? Buat yang udah baca penjelasan ini dari atas tadi pastinya udah tau kan salahnya apa. Kalo satu tablet vitacimin mengandung 500 mg vitamin C, berarti kita udah kelebihan vitamin C sebanyak 410 mg. Apalagi kalau kita konsumsinya dua tablet, berarti kita overdosis vitamin C sebanyak 910 mg. Mubazir banget kan ya.

Jadi sebaiknya jika ingin mengkonsumsi vitacimin, lebih baik tabletnya dibelah menjadi 4 atau 2 bagian. Tapi jangan disimpan sisa belahannya, kenapa? Bisa jadi vitamin C nya teroksidasi di udara jadi kalo diminum lagi setelah beberapa waktu berarti kita gak dapet lagi dong vitamin C nya, dapet tepungnya doang.

Sayangnya, jika tablet dibelah menjadi dua, tidak ada jaminan bahwa tiap belahan memiliki dosis yang sama. Misalnya, tablet mengandung 500 mg vitamin C, belum tentu belahan kanan dan kirinya mengandung masing-masing 250 mg. Karena dari proses pembuatan tabletnya saat dicetak, tidak dijamin homogenitas dari kadar zat aktif tabletnya.

Nah jadi saran aku sebagai konsumen dan pecinta vitacimin juga yang udah aku konsumsi sejak Taman Kanak-kanak. Kalau konsumsi vitacimin, belah jadi dua dan bagiin sisanya ke teman atau orang-orang terdekat karna berbagi itu indah wkwkwk. Menghindari kelebihan vitamin C dan tidak menambah-nambah kerja ginjal it’s mean tidak mubazir.

Tapi sebenarnya ada beberapa kondisi tubuh yang memerlukan konsumsi vitamin C dalam dosis besar, misalnya 1000 - 1500mg per hari, yaitu contohnya untuk mencegah kanker atau pada beberapa penyakit.

Walaupun vitacimin mirip dengan permen, jangan konsumsi banyak-banyak, cukup setengah tablet per harinya. Buat yang udah tau, mulai sekarang cermati lagi mengkonsumsi produk apapun, karena kadang ada keterangan pengkonsumsian yang tidak sesuai dengan kebutuhan kita. Okay?
Semoga bermanfaat :)

Monday, September 18, 2017

Ekspektasi vs Realita Kuliah di Farmasi

Posted by Afani Rahmatika at 7:38 AM 9 comments
Ngomong-ngomong farmasi pasti orang-orang langsung kebayang apoteker yang kerjanya jualan obat di apotek. Akupun juga dulunya gitu, sebelum aku masuk ke dunia farmasi. Tapi faktanya enggak kok, tenang aja. Buat kalian yang pengen jadi mahasiswa farmasi, kita bukan pedagang obat dan kerja kita gak cuma di apotek, bisa dimana-mana.

Okay kali ini aku bukan mau bahas tentang apoteker ataupun kerjaan seorang apoteker di masyarakat. Tapi aku mau sharing tentang kuliah sebagai mahasiswa farmasi. Fyi aku kuliah di Fakultas Farmasi Unand dan sekarang masih on going sih, insyaallah dua tahun lagi wisuda. Aamiin.

Kenapa orang memilih kuliah di Farmasi?

Berdasarkan survey aku kebeberapa teman, senior, maupun junior kurang lebih alasannya sama. Kebanyakan karena mereka kepengen kuliah kesehatan tapi males ambil kedokteran karena mahal dan kuliahnya lama. Alasan lainnya karena mereka ingin kuliah di jurusan yang ilmunya bisa diterapin dalam kehidupan sehari-hari, jadi kalo sakit bisa ngobatin diri sendiri tanpa harus ke dokter. Alasan yang paling pasrah yaitu karna itu udah pilihan dua atau pilihan tiga dan kebetulan lulusnya disana atau karna rekomendasi dari tante, disuruh orang tua, bahkan ikut-ikut temen karna belum tau jati dirinya mau kemana. Alasan yang paling mulia adalah karena mereka pengen ngebuat obat yang belum pernah ada kayak obat kanker, HIV, dsb. Dan dari alasan-alasan itu alasan yang pertama dan kedua sama kayak aku.

Dan realitanya ketika kuliah di farmasi emang bener kok, kita bisa ngobatin diri-sendiri kalo lagi sakit. Minimal demam, sakit gigi, diare, infeksi atau sakit-sakit ringan lainnya kita ngerti. Dan juga penggunaan obat kita juga lebih tau, misalnya gak semua obat boleh digerus (dihaluskan), atau antibiotik yang cara konsumsinya gak boleh asal-asalan, atau penggunaan obat yang gak boleh ditelan tapi diletakin di bawah lidah.

Jadi anak farmasi asik gak sih?

So far asik-asik aja, seru, menantang, melelahkan banget. Sebelumnya aku gak begitu tau gimana kehidupan mahasiswa apalagi kehidupan anak farmasi. Yang kebayang ya kurang lebih kayak di sinetron-sinetron, kita kuliah, praktikum, pulang, weekend pergi hangout. Tapiiii kenyataannya beda banget. Saat kalian jadi mahasiswa farmasi, kalian bakalan jarang ketemu yang namanya weekend, jarang tidur, jarang makan, apalagi mau hangout, kecuali kalian tipe orang yang teratur dan disiplin.
Sebenarnya mungkin aku agak lebay, tapi faktanya kurang lebih kayak gitu. Berdasarkan pengalaman aku sih ya, kesibukan aku sebagai anak farmasi tu gak jauh-jauh dari LAB, seminggu praktikum sampai empat kali, laporan praktikum (laporan awal, laporan akhir, laporan sementara), analisa jurnal, cari-cari sampel untuk praktikum, bawa kotak praktikum yang isinya alat-alat praktikum, belum lagi tugas dosen waktu kuliah dan masih banyak lagi hal-hal (seru) lainnya.

Di Farmasi lebih sibuk kuliahnya atau praktikumnya?

Kalau bicara porsi kuliah dan praktikum sebenarnya dalam satu mata kuliah yang ada praktikumnya itu biasanya 3 sks, 2 sks untuk kuliah dan 1 sks untuk praktikum, yang artinya nilai kita lebih banyak persentasenya dari nilai kuliah dibandingkan praktikum. Tapi jangan salah, kuliah di farmasi itu lebih kerasa praktikumnya daripada kuliahnya. Walaupun kuliah banyak dan praktikum paling banyak 4 dalam seminggu, tapi bakalan kerasa kalo praktikum mendominasi keseharian di kampus maupun di rumah. Apalagi untuk mahasiswa tipe deadliners kronis kayak aku, bahkan kadang aku sampai ngorbanin kuliah aku demi bikin laporan yang belum selesai. Masuk kuliah tapi sambil ngerjain laporan.

Praktikum di farmasi ngapain aja?

Simplenya sih cari sampel (untuk praktikum yang sampelnya cari sendiri), bikin laporan awal, pakai atribut untuk ke LAB, masuk LAB, responsi awal, kerja, bikin laporan sementara, responsi akhir, bikin laporan akhir, selesai, lanjut minggu depannya dengan objek berbeda. Tapi prosesnya gak semudah itu, cari sampel terkadang sulit apalagi kalau praktikum yang bahannya dari alam. Kita kudu keliling-keliling kampung nyariin tanaman, minta ke kebun orang, kadang sampe mungut dipinggir jalan, tapi kalau mau gampang tinggal beli di pasar dan gak semua bisa dibeli sih sebenarnya.
Hal yang paling seru dan asyik dari praktikum adalah saat kerja di LAB, apalagi kalau ketemu alat-alat baru yang belum pernah kita pakai bahkan belum pernah kita lihat sebelumnya. Sejauh ini setelah 5 semester aku praktikum menurut aku sih praktikum yang paling seru itu adalah praktikum yang menggunakan bahan alam seperti isolasi, ekstraksi, pokoknya ngambil suatu zat dari bahan alam dan satu lagi praktikum yang kerjanya buat obat. Tapi dari serunya berbagai praktikum di farmasi, bikin laporan adalah hal yang paling males banget buat dikerjain. Apalagi yang referensinya harus dilampirkan dan distabilo perkalimat yang kita kutip, tapi sebenarnya gak sesulit yang dibayangin kok.

Di Farmasi belajar apa aja?

Buat orang-orang awam pasti mikirnya belajar kimia everyday karena kerjaan anak farmasi bikin obat. Tapi sebenarnya gak juga, emang sih kimia mendominasi tapi hampir sama banyak porsinya dengan biologi. Dan jangan salah, kita juga ada mata kuliah bahasa Indonesia, PKN, agama, matematika, fisika, dll tapi pastinya yang berhubungan dengan farmasi bahasannya.
Untuk ruang lingkup yang dipelajari di farmasi gak selalu tentang obat, tapi kita juga mempelajari makanan, minuman, kosmetik, parfum, dan hampir semua hal yang kita temui setiap hari berhubungan dengan farmasi. Pokoknya kalo udah jadi anak farmasi ngertilah gimana pola hidup sehat yang benar, dan kita bakal lebih kritis sama banyak hal, misalnya dengan makanan yang kita makan, komposisi dari kosmetik yang kita pakai, jenis pasta gigi yang kita pakai, kita bakal lebih pinter buat milih produk yang kita pakai sehari-hari.

Tips kuliah di farmasi?

Yang penting banget adalah management waktu yang baik. Karena akan sering ada yang namanya kuliah dadakan, atau objek praktikum yang tiba-tiba berubah yang bikin kita harus ngebuat ulang laporan. Belum lagi untuk mahasiswa yang aktifis dan banyak ikut organisasi. Tapi jangan salah loh, walaupun anak farmasi kuliah dan praktikumnya super padat tapi anak farmasi banyak yang aktif organisasi kok bahkan sampai ke organisasi di universitas maupun nasional.

Selain itu yang terpenting adalah, jangan suka numpuk tugas dan laporan, karena bikin keteteran dan parahnya lagi bisa lupa sangking banyaknya. Kalau kalian tipe orang rajin dan disiplin, semuanya akan mudah. Tapi bukan berarti orang yang super deadliners dan berantakan kayak aku bakal sulit kuliah di farmasi. Semua akan gampang kalo kita berpandai-pandai dalam mengerjakan sesuatu.

Kuliah di farmasi mahal gak sih?

Sejauh ini aku rasa gak juga sih. Masalah buku, di perpustakaan ada lengkap, dosen juga kadang ngasih ebook ke mahasiswa. Selama lima semester aku kuliah di farmasi aku beli buku cuma pernah sekali atau dua kali gitu, soalnya aku lebih suka minjem di perpus atau cari ebook/jurnal di internet. Tapi kalo kalian suka beli buku gak apa juga, yah untuk harga emang mahal-mahal sih.

Biaya kuliah normal-normal aja, bahkan di Unand menurut aku murah dibanding universitas lain, beasiswa juga banyak asalkan kita rajin cari info. Biaya praktikum? Paling buat beli alat-alat kecil kayak pipet tetes, spatel, batang pengaduk, kertas saring, dkk. Kadang ada praktikum yang harus beli tanaman, obat-obatan, atau bahan-bahan lain dan itupun berkelompok kok, kalian gak sendiri. Untuk bahan yang mahal atau reagen itu semua udah tersedia di LAB.

Biaya penelitiannya gimana? Ya aku kurang tau sih kalo masalah ini, wong aku belum tahun akhir. Tapi denger-denger cerita senior sih, banyak yang penelitiannya gak bayar karena mereka ikut program PKM atau mereka ngambil proyek dosen, bukan cuma gratis tapi dapet duit juga, lagian di farmasi kekeluargaannya erat kok. Jadi kita bisa minjem alat-alat bekas senior juga kalo males beli, di LAB juga ada alat-alat buat penelitian yang bisa dipakai gratis.


Farmasis bukan pedagang obat dan tukang jaga apotek orang “No Pharmacy No Services”
Zaman dulu emang mungkin apoteker kerja di balik layar fokusnya emang ke obat (drug oriented) tapi farmasis zaman now udah beda, kita lebih ke patient oriented.

Bonus foto fakultas aku buat kalian yang udah baca sampe akhir :)
Ini foto jepret sendiri looh hehe

 

Afani Rahmatika Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review